Cinta, beberapa orang menganggapnya adalah sebuah tantangan,
cinta mengajari bagaimana bersikap menjadi orang yang tak “bertele-tele”
didepan orang yang memang ia sukai, sedang lainnya mengabaikan, bahkan tak
jarang ada yang sengaja berpura-pura “tak tahu” jika ada yang memperhatikan
dari dekat, tapi karena itu semua kemudian orang itu menyesal ketika melewati
masanya, menyadari ia tak memiliki cinta yang seharusnya ia peluk di
waktu-waktu yang sudah terlewat sebelumnya, ini tentang 3 sudut yang disebut
segitiga, tentang Raja dan Rosie, juga sudut hati berbeda dari kedua hati
sebelumnya, mari bercerita.
Pada Suatu Sore
Pada september 2011 di sebuah gedung seni bernama gedung Q3,
tepat diruangan yang orang sekelilingnya menamai ruangan ini dengan nama Kantin
CSR. Perkenalkan juga anak laki-laki ini, dia bernama Raja, anak laki-laki
dengan wajah yang sebenarnya tak cukup tampan ini, kulitnya sedikit hitam, tapi
punya beberapa kelebihan dimata orang sekitarnya, dia seorang gitaris (guitar player), dikenal juga
sebagai playboy menurut beberapa
orang dikampus ini, karena suka dekat dengan beberapa perempuan, termasuk kakak
tingkat ditempat ia kuliah, suka menulis di blog pribadi miliknya, menulis
puisi hingga lagu, dan keahliannya itu membuat beberapa perempuan
disekelilingnya “terpesona” ketika melihat Raja entah diatas panggung, atau ketika
berada (keberadaannya) sedang santai di ruangan dan sudut kampus ini,
sepertinya orang-orang sekelilingnya memang punya perhatian khusus ketika
melihat anak laki-laki ini, umurnya kini menginjak 20 tahun, masih muda, ia
kuliah untuk semester pertamanya di kampus ini, mengambil jurusan musik, tapi
memang sudah banyak yang mengenalinya dengan sangat mudah, anak laki-laki yang cukup
kreatif, suka menggambar, suka fotografi dan hal apa saja yang berhubungan
dengan seni, ia selalu lakukan dan kerjakan dengan baik jika mendapat tugas di
kelas tempatnya kuliah, bisa dikatakan Raja adalah anak yang multitalent.
Di Kantin CSR, tempat Raja kuliah, sore ini juga ada
perempuan dengan kulit putih, cantik, dengan rambutnya kira-kira se-bahu, menggunakan
semacam bando berwarna merah marun dikepalanya, namanya Rosie, dia kakak
tingkat Raja, sudah beberapa kali ia memang memperhatikan Raja sejak pertama
kali bertemu diawal semester ini, walau belum sempat berkenalan sebelumnya,
tapi Rosie sudah banyak tahu tentang Raja, Tanya sana-sini mengenai apapun
tentang Raja, bisa dikatakan Rosie menaruh hati pada Raja, meskipun sampai sore
ini, Raja tak tahu itu semua.
Sore itu Raja duduk dimeja pojokan selatan kantin ini bersama teman-temannya, ia sedang memegang alat music kesukaannya, yaitu gitar, sedang dimeja seberang, Rosie juga duduk dan memperhatikan, ada Raja disini, tentu perempuan ini sangat senang kali ini, macam bunga yang sedang merekah bertemu cahaya yang memeluknya, Rosie bersantai dan tak sengaja bertemu dengan anak laki-laki yang selama ini membuatnya penasaran itu amat menyenangkan hatinya, berharap Raja memalingkan muka dari sok seriusnya dia memainkan beberapa lagu, tak sengaja hiasi sore yang cerah milik Rosie ini, ya begitulah cara Rosie memperhatikan, namun sayang sekali.. Raja tak sempat memberikan apapun yang Rosie harapkan, bahkan belum sempat niatan Rosie untuk menyapa Raja, Raja lebih dulu meninggalkan kantin ini, sepertinya ada jam kuliah sore, dia juga sepertinya buru-buru meninggalkan tempat ini bersama teman-temannya menuju ruang gamelan tempatnya kuliah.
Tenang, Rosie tak kecewa, setidaknya sampai sore ini, ia cukup bersyukur bisa bertemu dengan Raja, walaupun dia tahu, setelahnya mungkin akan sangat sulit, entah mengapa.
Sore itu Raja duduk dimeja pojokan selatan kantin ini bersama teman-temannya, ia sedang memegang alat music kesukaannya, yaitu gitar, sedang dimeja seberang, Rosie juga duduk dan memperhatikan, ada Raja disini, tentu perempuan ini sangat senang kali ini, macam bunga yang sedang merekah bertemu cahaya yang memeluknya, Rosie bersantai dan tak sengaja bertemu dengan anak laki-laki yang selama ini membuatnya penasaran itu amat menyenangkan hatinya, berharap Raja memalingkan muka dari sok seriusnya dia memainkan beberapa lagu, tak sengaja hiasi sore yang cerah milik Rosie ini, ya begitulah cara Rosie memperhatikan, namun sayang sekali.. Raja tak sempat memberikan apapun yang Rosie harapkan, bahkan belum sempat niatan Rosie untuk menyapa Raja, Raja lebih dulu meninggalkan kantin ini, sepertinya ada jam kuliah sore, dia juga sepertinya buru-buru meninggalkan tempat ini bersama teman-temannya menuju ruang gamelan tempatnya kuliah.
Tenang, Rosie tak kecewa, setidaknya sampai sore ini, ia cukup bersyukur bisa bertemu dengan Raja, walaupun dia tahu, setelahnya mungkin akan sangat sulit, entah mengapa.
Bersambung...
0 Comments