“Yang mati bisa saja akan
kembali lahir, yang bepergian-pun suatu saat akan pulang, mungkin tak sama
lagi, mungkin bisa saja ia bawakan oleh-oleh berbentuk sesuatu yang lain, dan
yang pasti tak akan hilang, soal cinta, rasanya “masih sama”. Seseorang yang
jauh-jauh pergi bahkan tanpa kabar sekalipun bisa saja kembali pulang, bisa
saja!”.
Raja & Rosie
Suatu pagi di hari sabtu, di Lobby sekolah, Raja sedang berdiri, ya
seperti biasa, dengan pakaian batik warna merah dan celana gelapnya Raja melayani
setiap guru/pelatih ekstrakurikuler yang datang, tugasnya ya menyapa,
memberikan senyum, lalu mempersilahkan untuk segera menuju ke tempat ekstrakurikuler
masing-masing, itu saja, ini juga sudah menjadi rutinitasnya setiap hari sabtu.
“ting….”, bel berbunyi,
sejurus kemudian Raja menatap Jam dinding di utara Lobby, sudah pukul 06.45 WIB,
itu pertanda pembelajaran ekstrakurikuler sudah bisa dimulai, Raja kembali
mengecek siapa-siapa saja yang belum datang,
“pelatih ini sudah, pelatih ini sudah, pelatih ini juga sudah, oiya, em..
pelatih ekstra Tari belum, hm”, gumamnya dalam hati. Kemudian ia mengambil HP dikantong celana kanannya, sambil
mencari kontak Rosie, pelatih ekstrakurikuler Tari, Rosie belum hadir
disekolah, em .. ia menepuk jidatnya, Raja lupa, Raja tak menyimpan nomer
Rosie, sebelumnya ia hanya memberikan nomernya pada Rosie, tapi lupa tak
meminta nomer Rosie, sambil meletakkan HPnya kembali, Raja mengurungkan niatnya
untuk menghubungi Rosie, lantas Raja melanjutkan kegiatannya, mengecek presensi
pelatih-pelatih ekstra.
Pukul 06.50 WIB, Rosie tak kunjung datang, Raja pun sedikit cemas,
ia berjalan ke dekat pintu lobby, “wah..
belum juga datang”, Raja hanya bisa mondar-mandir
di sekitar Lobby ini dan sesekali masuk ke ruang tata usaha untuk mengecek
melalui CCTV, melihat kondisi masing-masing kelas ekstra yang memang sudah
berjalan.
Beberapa saat, setelah Raja mengklik beberapa ruang untuk
dilihatnya, tanpa sengaja Raja melihat layar CCTV yang menayangkan halaman
depan sekolah, ia melihat perempuan itu, ya siapa lagi kalau bukan Rosie, ia
baru saja memarkir mobilnya, Raja pun bergegas menuju bagian Lobby, dan.. ya,
baru saja orang yang tadinya hendak Raja telepon itu datang, Perempuan bernama Rosie
itu langsung masuk Lobby sekolah dan mendekati Raja, “assalamualaikum pak, maaf terlambat..”, sambil melemparkan
senyum, Raja balas .. “Waalaikum salam
kak, silahkan silahkan, ia tidak apa-apa, ini presensi untuk anak-anak,
sepertinya mereka sudah menunggumu, langsung saja ke atas yaa”, sambil
mengambil presensi dari tangan Raja, Rosie menjawab “iya Pak, terima kasih”, karena memang sudah terlambat Rosie pun
langsung bergegas menuju lantai 3 gedung kelas sekolah ini.
Setelah memberikan presensi kepada Rosie Raja pun kembali ke ruang
CCTV yang ada di ruang tata usaha, kali ini bukan untuk mengecek satu persatu
layar kelas-kelas ekstrakurikuler, tapi Raja langsung membuka layar kelas
ekstrakurikuler Tari, tampak Rosie sudah disana, Raja berkata dalam hati, “syukurlah,
kali ini sudah lengkap”.
Setelah semuanya lengkap, Raja tak berhenti berkegiatan, kali ini
bersama Temannya, Raja menyisir ke masing-masing kelas, memeriksa kehadiran
siswa masing-masing ekstra, mengecek dan memastikan kegiatan ekstra berjalan lancar.
Raja sedang menuju lantai 3 gedung putra, berderet disana kegiatan
ekstra sinematografi, band, biola, dan juga ekstra tari, ekstrakurikuler yang
memang terkenal rawan, peserta yang banyak membuat pelatih ekstra seperti band
kewalahan, seperti ekstra sinematografi terkadang siswa sampai ada yang diluar
kelas.
Raja berjalan di Lantai 3, tak lama setelahnya ada yang memanggil
Raja, “pak .. pak, “, Raja menoleh ke
belakang dan mencari sumber suara, tapi tak ada orang di belakangnya, Raja pun
mulai teriak, “siapa yang memanggil?”,
rupanya dari jendela samping Raja persis, sambil mengetuk-ngetuk kaca jendela
ruang kelas, “saya pak, yang memanggil”, rupanya
Rosie, Raja pun kaget ketika menoleh kesampingnya, sambil menelan ludah dan
sedikit kesal, “iya Rosie, eh kak, ada
apa?”, Rosie sambil tertawa kecil dan berkata, “hehe maaf pak, mau tanya, siswa yang tidak hadir ada dua pak, katanya
ada kegiatan sekolah (dispen), apa benar pak?”, sambil menujukkan wajah
yang sedikit bingung Rosie memberikan presensi miliknya kepada Raja, “oh ya, mana saya cek dulu presensinya”, “oh
iya kak, memang ada kegiatan persiapan untuk lomba untuk anak yang ini”, “sudah,
begitu saja, ada lagi yang mau ditanyakan”? Raja bertanya pada Rosie, “oh tidak ada pak, yasudah kalau begitu,
makasi pak”, Rosie pun meraih presensi dari tangan Raja dan menyudahi
obrolan itu, Raja pun balas, “yasudah,
saya lanjut dulu ya kak”, Raja melemparkan senyum untuk Rosie.
Sambil berjalan menuju lobby, Raja sedikit kesal rupanya, “hm… apa-apaan sih Rosie,bikin kaget saja”,
gumamnya dalam hati.
Singkat cerita, jam menunjukkan pukul 08.30, itu artinya 15 menit
lagi kegiatan ekstra seni akan segera berakhir, bel pun akan berbunyi pada
08.45 tepat, Raja pun bergegas berkeliling ke masing-masing kelas untuk memastikan
siswa segera berganti pakaian ekstra olahraga selanjutnya dan memastikan tak ada
siswa yang terlambat untuk kegiatan selanjutnya.
Setalah itu Raja kembali bertemu Rosie di lobby, Rosie menghampiri
Raja dan berkata, “maaf pak, tadi sudah
bikin kaget bapak”, Rosie menunduk dan melemparkan senyum pada Raja, Rosie
juga menyerahkan presensi kepada Raja, Raja balas menjawab “ah tak apa-apa kak”, Raja pun meraih presensi dari tangan Rosie. “yasudah saya pamit dulu ya pak”, “eh iya
kak, terima kasih, sampai jumpa minggu depan ya, titip anak-anak lagi.. hehe”,
Raja balas senyum pada Rosie, “iya pak,
siap, assalamualaikum”, Raja segera menjawab, “hati-hati, waalaikum salam Rosie, eh kak”.
Rosie memang menyebalkan hari ini, tapi Raja cukup senang, dari
gerak-geriknya, tak henti-hentinya ia berguman, “Rosie, Rosie, masih saja ya”,
Raja-pun tersenyum, membayangkan kegiatannya pagi ini, berbanding terbalik dengan pertemuan pertamanya yang nampak hanya biasa-biasa saja bagi Raja, sepertinya pertemuan kali ini membuat kedunya, ya.. "cerita-nya sedikit berbeda".
disisi lain rasa ke-tidak enakan itu terjadi, begitu saja, mereka
berdua menghadapi episode “canggung” ketika bertemu, semakin sering mereka akan
begini diwaktu-waktu selanjutnya, Raja dan Rosie, disisi lain mereka berdua-pun
sedang diuji, sampai dimana, ia… sampai diamana mereka akan terus-menerus “menahan”
apa yang mungkin bisa mereka ungkapkan satu sama lain, dipertemuan selanjutnya,
diwaktu-waktu sempit selanjutnya, di saat-saat salah kata antara Raja dan Rosie
berkeliaran di kenyataan, dan tersirat sedikit senyuman bermakna “rahasia”
diantara mereka.
Bersambung...
0 Comments